Cory Zeidman Akan Dihukum 46 Bulan Penjara atas Skema Pemberian Tip Olahraga Palsu – Mantan pemain poker profesional Cory Zeidman akhirnya dijatuhi hukuman 46 bulan penjara federal setelah terbukti bersalah menjalankan skema penipuan tip olahraga palsu yang menipu ratusan korban di seluruh Amerika Serikat. Kasus dahlia77 ini telah menjadi sorotan nasional, bukan hanya karena keterlibatan sosok terkenal di dunia poker, tetapi juga karena memperlihatkan bagaimana industri “prediksi olahraga” dapat disalahgunakan untuk tujuan kriminal.
Awal Kasus: “Tip Eksklusif dari Sumber Dalam”
Menurut dokumen pengadilan, Zeidman menjalankan operasi yang diklaim memberikan informasi taruhan olahraga “berjaminan menang” kepada pelanggan yang membayar biaya tertentu. Ia mengiklankan layanan ini melalui siaran radio nasional dan situs web yang tampak profesional, dengan janji memberikan akses eksklusif ke data rahasia dari sumber dalam di dunia olahraga.
Namun, semua itu hanyalah kebohongan. Tidak ada jaringan informan, tidak ada data rahasia — hanya manipulasi psikologis yang cermat. Pelanggan diyakinkan bahwa informasi tersebut berasal dari “dokter tim”, “pejabat liga”, atau “pejabat pemerintah” yang mengetahui hasil pertandingan lebih awal.
Zeidman dan rekan-rekannya bahkan membuat beberapa perusahaan fiktif untuk menutupi jejak mereka, termasuk nama-nama seperti “The Phil Mickelson Sports Investment Group” dan “Ray Palmer Group.” Para korban diminta membayar ribuan dolar untuk menjadi “anggota premium” dengan akses ke tip eksklusif tersebut.
Skema Berjalan Selama Bertahun-tahun
Jaksa penuntut menyatakan bahwa Zeidman menjalankan penipuan ini selama lebih dari 15 tahun, menipu korbannya dengan kerugian mencapai jutaan dolar. Dalam banyak kasus, korban bukan hanya kehilangan uang yang mereka bayarkan untuk “tip”, tetapi juga mengalami kerugian lebih besar karena terus bertaruh berdasarkan informasi palsu tersebut.
Setelah pembayaran pertama, pelanggan sering kali menerima satu atau dua tip yang “menang” — sebuah teknik manipulatif yang dikenal sebagai “win-seeding.” Taktik ini digunakan untuk menciptakan kepercayaan palsu agar korban mau berinvestasi lebih banyak. Begitu korban merasa yakin, Zeidman dan timnya akan menawarkan “paket taruhan eksklusif” dengan biaya tambahan yang semakin tinggi.
“Dia bukan hanya menjual kebohongan, tetapi juga mengeksploitasi harapan dan keserakahan manusia dengan sangat terencana,” ujar Jaksa Breon Peace dari Distrik Timur New York.
Menurut dokumen pengadilan, sebagian besar uang hasil penipuan digunakan Zeidman untuk mendanai gaya hidup mewah — termasuk mobil sport, perjalanan luar negeri, dan partisipasi dalam turnamen poker besar.
Dari Meja Poker ke Meja Hijau Pengadilan
Cory Zeidman bukan nama asing di dunia poker profesional. Ia dikenal sebagai pemenang gelang World Series of Poker (WSOP) tahun 2012 di kategori “Seven Card Stud Hi-Low Split.” Reputasinya di komunitas poker sempat cukup solid, meskipun beberapa rekan pemain menyebutnya sebagai sosok yang “sulit dipercaya.”
Namun, prestasi di meja poker tidak mampu menyelamatkannya dari dakwaan serius. Pada tahun 2022, FBI bekerja sama dengan IRS menggerebek kediamannya di Florida dan menyita sejumlah aset terkait penipuan. Setelah penyelidikan panjang, Zeidman akhirnya mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi penipuan kawat (wire fraud) dan pencucian uang (money laundering).
Selama persidangan, Zeidman mencoba membela diri dengan alasan bahwa “tidak ada paksaan” dan bahwa para korban “mengetahui risiko taruhan olahraga.” Namun, hakim menolak argumen tersebut, menyatakan bahwa penipuan tidak dapat dibenarkan hanya karena dilakukan dalam konteks perjudian.
Hukuman dan Reaksi Publik
Pengadilan federal akhirnya menjatuhkan hukuman 46 bulan penjara (hampir 4 tahun), disertai dengan pengembalian dana sebesar $3,2 juta kepada para korban dan penyitaan sejumlah aset pribadi milik Zeidman.
Dalam pernyataan resmi setelah sidang, Jaksa Penuntut menegaskan bahwa vonis ini merupakan peringatan bagi siapapun yang mencoba memanfaatkan dunia taruhan olahraga untuk melakukan penipuan.
“Zeidman menggunakan kredibilitasnya sebagai pemain profesional untuk menipu orang-orang yang hanya mencari peluang finansial,” ujar perwakilan FBI. “Ia memperdagangkan harapan mereka untuk keuntungan pribadi, dan sekarang harus menanggung konsekuensinya.”
Di media sosial, banyak penggemar poker dan pakar industri perjudian memberikan reaksi beragam. Sebagian merasa kecewa karena salah satu tokoh poker terkemuka kembali tercoreng oleh skandal. Sementara yang lain menganggap hukuman itu adil, bahkan “terlalu ringan” mengingat dampak finansial dan emosional terhadap para korbannya.
Dampak terhadap Industri Prediksi dan Taruhan
Kasus Zeidman memicu perdebatan baru di Amerika Serikat mengenai regulasi industri prediksi olahraga. Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya popularitas taruhan legal telah melahirkan gelombang baru “layanan konsultan taruhan” yang menjanjikan analisis dan informasi premium.
Namun, sebagian besar dari layanan tersebut tidak diatur secara resmi dan beroperasi di wilayah abu-abu hukum, mirip dengan modus Zeidman. Regulator kini mulai menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap layanan prediksi olahraga berbayar, agar tidak menjadi ladang penipuan terselubung.
“Setiap kali ada uang besar yang terlibat, akan selalu ada orang yang mencoba memanipulasi sistem,” kata analis industri taruhan, Jennifer O’Donnell. “Kasus Zeidman menunjukkan bahwa edukasi konsumen dan pengawasan pemerintah harus berjalan beriringan.”
Pelajaran dari Kasus Zeidman
Kasus ini memberikan pelajaran penting bagi publik tentang bahaya “penawaran ajaib” di dunia taruhan olahraga. Tidak ada strategi atau informasi yang bisa menjamin kemenangan mutlak, dan siapa pun yang mengklaim sebaliknya kemungkinan besar sedang berusaha menipu.
FBI dan lembaga keuangan AS kembali mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati terhadap promosi taruhan berbayar, terutama yang menjanjikan hasil pasti atau mengklaim memiliki “sumber dalam.”
Kesimpulan
Dengan hukuman hampir empat tahun penjara, Cory Zeidman kini menjadi simbol peringatan tentang bagaimana keserakahan dapat menghancurkan reputasi seseorang — bahkan mereka yang telah mencapai puncak dalam karier profesionalnya.
Kasus ini bukan sekadar soal penipuan finansial, tetapi juga tentang kepercayaan publik terhadap dunia taruhan dan hiburan olahraga. Di tengah berkembangnya industri taruhan legal, regulator dan konsumen kini dituntut lebih waspada agar kasus serupa tidak terulang di masa depan.
