Mencuri Kobong

Mencuri Kobong

Mencuri Kobong – Ajian awal merupakan ajian sirep, ajian dengan dampak orang yang rumahnya dimaling tertidur lelap. Kedua ajian welut.

kegemaranku merupakan mengikuti dagelan radio. Narasi yang saya dengar semacam Saur Sepuh, Tutur Tinular, saya ceritakan balik pada kawan- kawanku. Ketika ayah membeli tv, saya suka bukan bermain, perihal yang saya impikan semenjak lama.

Ayah merupakan orang kedua di desa yang mempunyai tv, sekalian orang awal yang mempunyai tv bercorak. Orang awal yang mempunyai tv di kampungku merupakan Mbah Majid. Beliau ialah adik bontot dari eyang.

Kala malam datang, rumahku jadi penuh ketat. Saudara serta orang sebelah beramai- ramai memandang layar, menyaksikan serial Rahasia Gunung Merapi. Para sepupu juga jadi kerap tidur di rumahku. Mereka tidur di depan tv semacam pindang dijejer.

Dari ayah pula saya ketahui kalau sutradara serta pengarang skrip serial Rahasia Gunung Merapi sedang satu kabupaten dengan kita, ialah Abnar Romli. Beliau kelahiran Pakembaran, suatu dusun di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal.

“ Layak saja dalam Rahasia Gunung Merapi terdapat julukan Dusun Slawi, Dusun Pakembaran, Kali Gung, Dasar Margasari. Lalu terdapat julukan penggagas Tegal Ki Besar Sebayu. Kemudian terdapat menantu Ki Besar Sebayu bernama Pangeran Purbaya yang ialah anak Panembahan Senapati,” menyela sepupuku yang bernama Umi kala ayah membagikan data mengenai Abnar Romli.

Namun akhir- akhir ini mereka yang menyaksikan tv di rumahku jadi gelisah. Kegelisahan itu bukan sebab Emak Menyertai tidak menyambangi dapat dikalahkan oleh Sembara serta kawan- kawan, melainkan sebab kampung- kampung dekat dijamah mencuri. Telah benda pasti desa kita hendak jadi sasaran berikutnya.

Dari yang saya dengar dari banyak orang di pasar, terdapat 2 orang mencuri yang bertindak. Tuturnya 2 mencuri ini ajaib ampuh, memiliki sejenis ajian. Ajian awal merupakan ajian sirep, ajian dengan dampak orang yang rumahnya dimaling tertidur lelap. Kedua ajian welut, ajian ini membuat sang mencuri dapat masuk lewat lubang kecil seperti welut( belut).

Berbarengan dengan itu, kakakku melahirkan anak awal. Eyang yang amat suka mempunyai cucu awal, membuat kebijaksanaan menyaksikan bersama cuma hingga jam 9 malam. Sedangkan para sepupu senantiasa diizinkan buat menginap.

Malam itu jam telah membuktikan jam 11 malam, layar sedang membuktikan serial Tutur Tinular. Namun atmosfer malam ini lain dari malam umumnya. Para sepupuku pula telah nyenyak dalam mimpinya tiap- tiap. Ayah, bunda, serta kedua kakakku terletak di kamarnya tiap- tiap. Keponakanku yang sedang bocah merah pula tumben tidak meratap semacam umumnya.

Samar- samar saya mengikuti suara orang memanjat bilik. Suaranya terdengar dari kamar kakak pertamaku. Saya terkini ingat di kamar kakak ada lubang jendela berdimensi 30×20 centimeter yang cuma ditutupi kertas bingkisan untuk menghindari kelelawar masuk.

Sialan, tentu Behi kedapatan serupa yang memiliki rumah. Astaga saya wajib lekas angkat kaki.

Bersumber pada instingku, hendak telanjur bila saya kabur ke balik, membangunkan ayah. Yang terdapat belum hingga ke kamar balik, saya telah ditusuk. Hingga saya pura- pura tidur saja. Dari kamar kakak pergi pria pendek langsing dengan penutup wajah gelap, tangannya menggenggam parang. Mukanya langsung tertuju pada tv yang sedang menyala.

“ Widih rejeki nomplok,” ucapnya.

Lekas beliau mencopot kabel yang terpasang, kemudian membopong tv ke pundaknya. Pas dikala itu jeritan mencuri bergaung dari luar rumah. Parang yang dipegang oleh sang mencuri jatuh, nyaris saja parang itu hal sepupuku Umi yang tidur nyenyak di sampingku.

“ Sialan, tentu Behi kedapatan serupa yang memiliki rumah. Astaga saya wajib lekas angkat kaki,” celetuknya.

Mencuri mengendap- ngendap ke arah pintu depan, kemudian membuka pintu serta menutupnya balik. Pasti saja beliau bisa dengan gampang pergi, karena pintu memanglah dikunci grendel dari dalam.

“ Cepet kabur, saya kedapatan yang memiliki rumah,” terdengar obrolan dari luar rumah.

“ Bego kalian.”

Setelah itu saya berlari mengarah kamar balik, membangunkan ayah. Beliau memintaku tidak harus membangunkan yang lain, tercantum bunda. Kita mengarah ke luar rumah. Nyatanya di luar rumah telah terdapat Man Hemin serta Man Nawar yang ialah sepupu ayah. Keduanya merupakan anak dari Mbah Majid yang terkini kembali dari pondok madrasah.

“ Sialan, tidak kena malingnya, kabur ke arah jalur besar,” cakap Man Hemin.

“ Rumahmu apa yang dimaling?,” pertanyaan ayah.

“ Televisi,” jawab Man Nawar.

“ Astaga serupa,” timpak ayah.

Mataku tertuju pada sandal apit bercorak merah sisi kiri, tidak jauh dari tempat saya berdiri. Lekas saya ambil sandal itu serta menyerahkannya ke ayah.

“ Pak ini kayaknya sandal yang mencuri Televisi kita,” kataku.

“ Astaga ini dapat dipakai selaku alat buat membikin kapok yang mencuri,” menyela Man Nawar.

“ Namun yang mencuri Televisi di rumah kita cuma meninggalkan jejak sandal di tanah,” menimpali Man Hemin.

Saya serta ayah mengikut Man Hemin serta Man Nawar mengarah jejak sandal yang diartikan. Jejak sandal itu pas terletak di dasar jendela ruang dapur rumah Mbah Majid. Sedangkan saya serta ayah mencermati dengan saksama 2 jejak sandal pada tanah yang kira- kira berlumpur itu, Man Hemin masuk ke dalam rumah melalui pintu dapur. Tidak berjarak lama beliau balik lagi. Man Hemin bawa botol plastik bermuatan minyak tanah serta korek api kusen, kemudian menyerahkannya pada Man Nawar.

Suatu insiden mengenaskan sekalian menggegerkan terjalin di suatu dusun di Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Selasa dini hari. Seseorang laki- laki yang diprediksi akan mencuri motor malah selesai dengan badan dibakar gosong sehabis aksinya dipergoki masyarakat. Insiden ini membuat gempar alat sosial serta mengakibatkan perbincangan pertanyaan aksi bermain juri sendiri di tengah warga. Permasalahan ini juga marak diucap dengan gelar“ Mencuri Kobong” oleh warganet.

Jalan Kejadian

Bagi data yang dikumpulkan dari saksi mata di posisi peristiwa, dekat jam 02. 30 Wib, beberapa masyarakat yang lagi bersiar- siar malam mengikuti suara menyangsikan dari laman salah satu rumah masyarakat. Dikala dihampiri, mereka memandang seseorang laki- laki tengah berupaya mengotak- atik sepeda motor yang terparkir di teras rumah. Diprediksi, laki- laki itu akan mencuri alat transportasi itu dengan perlengkapan kunci leter T.

Owner rumah yang mengikuti ketegangan langsung pergi serta berteriak memohon bantu. Jeritan itu membuat masyarakat dekat berdatangan. Tidak lama setelah itu, pelakon yang mengetahui dirinya terpergok berupaya melarikan diri, tetapi sukses dibekuk oleh masyarakat.

Marah masyarakat juga melambung. Pelakon luang dihajar massa sampai tidak berakal. Tidak tahu siapa yang mengawali, seorang dari gerombolan masyarakat seketika menyiramkan gasolin ke badan pelakon, kemudian mencetuskan api. Dalam hitungan detik, api membakar badan pelakon yang dalam kondisi terikat.

Usaha Pemadaman Terlambat

Salah satu masyarakat yang berupaya mengakhiri amukan massa berterus terang telah memohon supaya pelakon diserahkan ke pihak berhak.“ Aku telah teriak- teriak supaya janganlah terbakar, belas. Tetapi suara aku takluk dengan jeritan marah masyarakat lain,” ucap Slamet( 46), masyarakat setempat.

Sebagian masyarakat yang lain berupaya mematikan api dengan air serta pasir, tetapi api terlanjur memakan badan korban. Aparat pemadam kebakaran terkini datang dekat 20 menit sehabis peristiwa. Dikala api sukses dipadamkan, badan pelakon telah tidak dapat dikenali lagi.

Bukti diri Pelakon serta Motif

Polisi yang tiba ke posisi lekas melaksanakan olah tempat peristiwa masalah( TKP) serta memindahkan jenazah. Dari sisa beberapa barang kepunyaan pelakon, polisi sukses menciptakan kartu bukti diri. Pelakon dikenal bernama Rizal( 27), masyarakat kecamatan orang sebelah yang memanglah diketahui sempat ikut serta permasalahan perampokan seragam.

Kepala Kepolisian Zona( Kapolsek) Ciasem, AKP Dede Sudrajat, membetulkan bukti diri itu.“ Dari informasi dini yang kita temui, pelakon memanglah mempunyai memo pidana. Tetapi, aksi bermain juri sendiri semacam ini senantiasa tidak dapat dibenarkan. Kita hendak menyelidiki pelakon pembakaran,” tegasnya.

Respon Warga serta Alat Sosial

Peristiwa“ mencuri kobong” ini langsung jadi pembicaraan hangat di alat sosial. Tagar#MalingKobong luang jadi trending topic di Twitter Indonesia. Banyak yang mengancam aksi masyarakat yang mengutip hukum di tangan sendiri, tetapi terdapat pula yang membetulkan aksi itu sebab ditaksir selaku wujud pelepasan kepada maraknya kelakuan perampokan.

“ Petugas kerap lelet, mencuri telah berulang kali masuk desa. Masyarakat letih,” catat seseorang konsumen Twitter.

Di bagian lain, terdapat pula yang menyuarakan berartinya meluhurkan cara hukum.“ Sekalipun ia mencuri, ia senantiasa orang. Hukum terdapat buat melempangkan kesamarataan, bukan bayaran,” catat akun yang lain.

Pemikiran Hukum serta HAM

Ahli hukum kejahatan dari Universitas Padjadjaran, Dokter. Eva Maulani, memperhitungkan kalau permasalahan ini wajib jadi peringatan keras untuk petugas serta warga.“ Aksi bermain juri sendiri merupakan wujud pelanggaran hukum. Pembakaran pelakon nyata ialah pembantaian yang bisa dijerat Artikel 340 KUHP mengenai pembantaian berencana,” jelasnya.

Lebih lanjut, beliau menegaskan kalau kekerasan beramai- ramai semacam ini dapat menjurus pada adat vigilantisme yang mengganggu aturan hukum.“ Bila warga tidak yakin lagi pada sistem hukum, hingga negeri kehabisan karisma.”

Komnas HAM juga menyesalkan peristiwa itu. Dalam statment resminya, Komisioner Komnas HAM mengatakan aksi itu selaku pelanggaran hak asas orang yang amat sungguh- sungguh.“ Seluruh masyarakat negeri, tercantum pelakon kesalahan, berkuasa atas perlakuan kemanusiaan serta cara hukum yang seimbang,” ucap mereka.

Tahap Petugas Kepolisian

Pihak kepolisian berterus terang telah mendapat bukti diri sebagian masyarakat yang diprediksi ikut serta dalam pembakaran. Sebagian rekaman film dari handphone masyarakat yang tersebar di alat sosial jadi fakta penting dalam pelacakan.

“ Kita telah memanggil 5 saksi, serta dikala ini lagi menata penjelasan buat memutuskan terdakwa dalam permasalahan penganiayaan yang berakhir kematian ini,” tutur Kapolres Subang, AKBP Aris Wibowo.

Pihak keluarga korban, yang tiba dari kecamatan orang sebelah, memohon supaya jenazah dapat lekas diproses serta dimakamkan dengan pantas. Mereka pula menuntut kesamarataan atas kematian anak mereka yang dikira selaku wujud pembantaian.

“ Kita tidak membela perbuatannya, tetapi menewaskan ia dengan metode keji semacam itu sangat di luar batasan manusiawi,” tutur bunda korban, sembari meratap.

Penutup: Peringatan buat Seluruh Pihak

Permasalahan“ Mencuri Kobong” ini jadi potret mengenaskan dari ketegangan sosial serta ketidakpuasan masyarakat kepada sistem hukum yang mereka kira tidak jelas. Tetapi, membalas kesalahan dengan kesalahan cuma hendak menaikkan cedera serta kekalutan. Aksi semacam ini tidak dapat didiamkan jadi norma terkini.

Insiden ini jadi pelajaran berarti: kesalahan wajib dihentikan dengan hukum, bukan dengan kekerasan. Bila negeri mau melindungi kewibawaannya, hingga proteksi hukum serta keyakinan warga wajib diperkuat. Sedangkan warga juga wajib menahan diri serta percayakan penguatan hukum pada pihak yang berhak. Karena bila tidak,“ Mencuri Kobong” hari ini dapat jadi“ Siapa Saja Kobong” besok hari.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *