Team Liquid tersingkir dari VALORANT Champions 2025 sementara GIANTX bertahan – Seoul, Korea Selatan – Turnamen VALORANT Champions 2025, ajang puncak kompetisi global gim FPS besutan Riot Games, kembali menghadirkan drama besar. Salah satu tim papan atas Eropa, Team Liquid, resmi tersingkir setelah serangkaian hasil mengecewakan di babak penyisihan. Sementara itu, rival mereka dari regional yang sama, GIANTX, berhasil mempertahankan peluang dan memastikan langkah mereka ke tahap berikutnya.
Kabar kencana69 ini menjadi sorotan besar di kalangan penggemar VALORANT, mengingat Team Liquid selama ini dipandang sebagai salah satu organisasi esports paling mapan dengan sejarah panjang di berbagai gim. Namun, realitas kompetisi tahun ini menunjukkan betapa sengit dan tak terduganya peta persaingan di tingkat global.
Perjalanan Suram Team Liquid di Champions 2025
Team Liquid datang ke Champions 2025 dengan ekspektasi tinggi. Diperkuat oleh roster yang sudah terbukti berpengalaman di VCT EMEA, tim ini sempat dipandang sebagai salah satu kandidat kuat untuk melaju jauh. Namun, hasil di lapangan berbeda jauh dari prediksi.
Pada laga pembuka, Liquid tumbang di tangan wakil Asia Pasifik dengan skor tipis, sebuah kekalahan yang mengguncang kepercayaan diri tim. Harapan mereka untuk bangkit kembali pupus setelah laga penentuan melawan tim Amerika Utara, di mana mereka kembali gagal mengeksekusi strategi mid-round dengan baik.
Kesalahan komunikasi, eksekusi utility yang kurang presisi, serta kurangnya adaptasi terhadap gaya bermain lawan disebut-sebut sebagai faktor utama di balik kekalahan ini. Meski sempat memperlihatkan momen brilian dari individu seperti Jamppi dan Nivera, performa tim secara keseluruhan tidak cukup untuk menahan tekanan.
Dengan dua kekalahan beruntun, Liquid harus angkat koper lebih awal. Kepergian mereka menandai salah satu kejutan terbesar di Champions 2025, mengingat status Liquid sebagai tim dengan investasi besar dan basis penggemar yang masif.
GIANTX Bertahan dengan Mental Baja
Berbeda dengan Liquid, GIANTX berhasil memperlihatkan ketangguhan mental dan fleksibilitas strategi. Setelah kalah di laga awal, mereka menunjukkan kebangkitan luar biasa dalam pertandingan eliminasi.
Dalam laga penentuan, GIANTX tampil solid dengan eksekusi yang lebih disiplin. Pemain bintang mereka, Cloud, tampil sebagai penentu dengan clutch krusial di beberapa ronde penting. Sementara itu, kapten tim memastikan koordinasi utility berjalan mulus, membuat lawan kesulitan menembus pertahanan mereka.
Kemenangan ini tidak hanya memperpanjang napas GIANTX di turnamen, tetapi juga memperlihatkan potensi mereka untuk menjadi kuda hitam di Champions 2025. Banyak analis menilai bahwa fleksibilitas agen dan keberanian mereka mengambil risiko strategis menjadi faktor pembeda dibandingkan tim lain yang cenderung konservatif.
Dampak Bagi Skena EMEA
Kejatuhan Liquid dan keberhasilan GIANTX bertahan menimbulkan perbincangan luas tentang kekuatan regional EMEA di kancah global. Selama beberapa tahun terakhir, EMEA dikenal sebagai salah satu wilayah paling dominan dalam kompetisi VALORANT, dengan tim-tim seperti Fnatic dan Acend pernah mengangkat trofi.
Namun, hasil di Champions 2025 menunjukkan bahwa dominasi tersebut mulai digoyang. Kehadiran tim-tim kuat dari Amerika, Brasil, hingga Asia Pasifik menambah dinamika baru, membuat jalur menuju gelar juara semakin sulit diprediksi.
Beberapa pengamat menilai kegagalan Liquid mencerminkan perlunya pembaruan roster atau bahkan perubahan pendekatan strategi agar mereka bisa kembali relevan di musim mendatang. Sementara GIANTX, dengan status underdog, justru dipuji karena bisa mengoptimalkan potensi pemain muda dan adaptasi cepat terhadap meta terbaru.
Reaksi Komunitas dan Fans
Komunitas VALORANT global langsung bereaksi terhadap hasil ini. Tagar #LetsGoLiquid sempat trending di media sosial sebagai bentuk dukungan, meski diwarnai kekecewaan fans atas performa tim. Banyak yang berharap Liquid melakukan evaluasi serius agar bisa kembali bersaing di level tertinggi.
Di sisi lain, dukungan besar juga mengalir untuk GIANTX. Basis penggemar mereka memuji semangat juang tim yang tidak menyerah meski sempat berada di ujung tanduk. “Inilah semangat Champions yang sebenarnya,” tulis salah satu penggemar di forum Reddit, menekankan bahwa semangat pantang menyerah lebih penting daripada reputasi besar.
Menatap Babak Berikutnya
Dengan Liquid tersingkir, sorotan kini tertuju pada GIANTX dan tim-tim lain yang masih bertahan di Champions 2025. Pertanyaan besar muncul: apakah GIANTX mampu melanjutkan momentum ini untuk melangkah lebih jauh, ataukah perjalanan mereka akan terhenti di hadapan tim-tim raksasa dari wilayah lain?
Satu hal yang pasti, Champions 2025 telah kembali membuktikan reputasinya sebagai turnamen paling tidak terduga dalam kalender VALORANT. Setiap tim, besar atau kecil, memiliki peluang untuk membuat kejutan, sementara nama-nama besar pun tak kebal dari eliminasi dini.
Penutup
Kisah tersingkirnya Team Liquid dan bertahannya GIANTX menambah warna dalam narasi panjang VALORANT Champions 2025. Bagi Liquid, ini menjadi panggilan untuk refleksi dan restrukturisasi. Bagi GIANTX, ini adalah kesempatan emas untuk mengukir sejarah dan membuktikan bahwa kerja keras dan adaptasi bisa mengalahkan nama besar.
Seiring berlanjutnya turnamen, para penggemar di seluruh dunia kini menunggu kisah epik berikutnya—siapa yang akan bangkit sebagai juara, dan siapa yang akan jatuh di medan pertempuran paling bergengsi di dunia VALORANT.